Info PPDB SMP



Tahun ajaran 2013/2014
Penerimaan Peserta Didik Baru Kelas VII SMPN 45 dilakukan secara online,

Jadwal pelaksanaan PPDB pada SMP Reguler

1. PPDB Tahap Pertama Jalur Umum

No

Kegiatan

Tanggal

Pukul

Keterangan

1

Pra Pendaftaran Online *)

18 - 20 Juni

2

Pra Pendaftaran langsung
dan verifikas

19 - 21 Juni

08.00-14.00

di sekolah
tujuan

3

Pendaftaran online *)

22 s.d 25 Juni

-

4

Pendaftaran langsung dan
verifikas

24 s.d 26 Juni

08.00-14.00

di sekolah
tujuan

5

Pengumuman online

26 Juni

16.00

6

Lapor Diri

27 - 28 Juni

09.00-14.0

di sekolah
tujuan

7

Pengumuman tempat kosong

28 Juni

16.00

2. PPDB Tahap Pertama Jalur Lokal

Pendaftaran online tanggal 29 Juni s/d 2 Juli 2013

No

Kegiatan

Tanggal

Pukul

Keterangan

1

Pendaftaran langsung dan
verifikas

1 - 3 Juli

08.00-14.00

di sekolah
tujuan

2

Pengumuman

3 Juli

16.00

3

Lapor Diri

4 - 5 Juli

09.00-14.0

di sekolah
tujuan

4

Pengumuman tempat kosong

5 Juli

16.00

3. PPDB Tahap Kedua

No

Kegiatan

Tanggal

Pukul

Keterangan

1

Pendaftaran online *)

6 - 9 Juli

-

2

Pendaftaran langsung dan
verifikasi

8 - 10 Juli

08.00-14.00

Sekolah terdekat

3

Pengumuman

10 Juli

15.00

4

Lapor Diri

11 - 12 Juli

09.00-14.0

di sekolah
tujuan

Keterangan:

*) batas waktu pra pendaftaran pada tanggal 20 Juni ditutup pada Pukul 12.00 WIB

*) batas waktu pendaftaran online pada tanggal 25 Juni 2013 dan 9 Juli 2013 ditutup pada Pukul 12.00 WIB





Pengumuman Hasil Ujian Nasional tanggal 04 Juni 2011 jam 10.00wib

>>> Klik disini

Kamis, 18 Maret 2010

KONSEP PEMBELAJARAN

KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA
DALAM BAHASA INGGRIS (BILINGUAL)


A. Pengertian

Yang dimaksud dengan pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris adalah pembelajaran yang materi pelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaiannya disampaikan dalam bahasa Inggris. Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris ini tetap menggunakan kurikulum nasional yang berlaku. Kurikulum nasional yang dimaksud adalah Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi (KBK), termasuk di dalamnya menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jadi, pengembangan silabus dan pengembangan sistem penilaiannya juga mengacu pada kurikulum tersebut. Namun demikian, meskipun Kurikulum 2004 digunakan sebagai acuannya, sekolah dapat menambah, memperluas,
dan memperdalam kurikulum yang berlaku sesuai dengan perkembangan internasional dalam bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dan budaya Indonesia yang ada.

B. Tujuan

Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris bertujuan untuk:

  1. menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut;
  2. menghasilkan lulusan yang memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang tinggi;
  3. meningkatkan penguasaan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris sesuai dengan perkembangan internasional;
  4. meningkatkan kemampuan daya saing secara internasional tentang Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai ilmu dasar bagi perkembangan teknologi (manufaktur, komunikasi, transportasi, konstruksi, bio dan energi);
  5. meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa dalam bahasa Inggris, artinya siswa memiliki kemahiran bahasa Inggris yang baik; dan
  6. Menghubungkan Indonesia dalam perkembangan internasional di bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Informasi, dan Teknologi.

C. Komponen Pokok Pengembangan Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan dalam Bahasa Inggris

Pada dasarnya, pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris menggunakan pendekatan sistem sehingga sekolah dipandang sebagai sistem. Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen-komponen baku yang saling terkait
untuk mencapai tujuan, yaitu konteks, input, proses, output, dan outcome.

  1. Konteks

    Konteks adalah eksternalitas sekolah yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus diinternasilasikan ke sekolah. Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan membuat sekolah
    sebagai bagian dari konteks dan bukannya mengisolasi darinya. Konteks meliputi kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, dukungan pemerintah, tuntutan globalisasi dan otonomi, tuntutan pengembangan diri, dan sebagainya.

  2. Input

    Input adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses. Input yang dimaksud meliputi harapan sekolah (visi, misi, tujuan), kurikulum, ketenagaan, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, peraturan perundang-undangan termasuk regulasi sekolah, struktur organisasi yang disertai deskripsi tugas dan fungsi, dan sistem administrasi.

  3. Proses

    Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses disebut input dan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (sekolah), proses yang dimaksud meliputi proses belajar mengajar, manajemen sekolah, dan kepemimpinan sekolah.

  4. 4. Output

    Output merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan di sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, dan inovasinya. Khusus yang berkaitan dengan kualitas dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi akademik (ulangan umum, UAN, lomba karya ilmiah, dan lomba-lomba akademik lainnya) dan prestasi non-akademik (IMTAQ, karakter/kepribadian, keolahragaan, keseniaan, keterampilan vokasional, kepramukaan, dsb.)

  5. Outcome

    Outcome adalah dampak tamatan setelah kurun waktu agak lama. Outcome pendidikan meliputi kesempatan melanjutkan sekolah, kesempatan kerja, pengembangan diri, dan pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Untuk mengetahui outcome, sekolah harus melakukan studi penelusuran tamatan.

Kerangka sekolah sebagai sistem dapat dilihat pada Tabel 1 dan Diagram 1 berikut.
Jika sekolah ingin melakukan analisis sekolah, yaitu analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat), maka dimulai dari outcome dan berakhir pada konteks. Jika sekolah ingin melakukan langkah-langkah pemecahan persoalan atau penyiapan sekolah, arahnya terbalik, yaitu dimulai dari konteks dan berakhir pada outcomes. Cara berpikir demikian adalah cara berpikir berurutan dengan
menggunakan kerangka pikir sistem.

Tabel 1. Sekolah sebagai sistem

Komponen
Sub-Komponen
Konteks 1. Tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan
2. Dukungan pemerintah dan masyarakat
3. Kebijakan pemerintahan
4. Landasan hukum
5. Kemajuan ipteks
6. Nilai dan harapan masyarakat
7. Tuntutan otonomi
8. Tuntutan globalisasi
Input 1. Visi, misi, tujuan
2. Kurikulum
3. Ketenagaan
4. Peserta didik
5. Sarana dan Prasarana
6. Pembiayaan
7. Regulasi sekolah
8. Organisasi
9. Administrasi
10. Peran serta masyarakat
11. Budaya sekolah
Proses 1. Proses Belajar Mengajar
2. Manajemen
3. Kepemimpinan
Output 1. Prestasi akademik
2. Prestasi non-akademik
3. Angka mengulang
4. Angka putus sekolah
Outcome 1. Kesempatan pendidikan
2. Kesempatan kerja
3. Pengembangan diri

Diagram 1. Sekolah sebagai sistem

Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentutan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksud adalah kualitas output sekolah yang akademik dan non akademik. Mutu output sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input dan proses belajar mengajar.

Produktivitas adalah perbandingan antara output sekolah dibanding input sekolah. Baik input maupun output sekolah dalam bentuk kuantitas. Kuantitas input sekolah, misalnya jumlah guru, modal sekolah, bahan, dan energi. Kuantitas output sekolah misalnya jumlah siswa yang lulus sekolah tiap tahunnya. Contoh produktivitas, misalnya, jika tahun ini di sebuah sekolah lebih banyak meluluskan siswanya daripada tahun lalu dengan input yang sama (jumlah guru, fasilitas, dsb.), maka dapat dikatakan bahwa tahun ini sekolah tersebut lebih produktif daripada tahun sebelumnya.

Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan. Misalnya, NUAN idealnya berjumlah 30, namun NUAN yang diperoleh siswa hanya 18, maka efektivitasnya adalah 18:30 = 60%.

Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memproses/menghasilkan output sekolah. Efisiensi internal sekolah biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomi, dan non-ekonomi) yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang di luar sekolah. Analisis biaya manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.

Pendekatan sistem harus digunakan sebagai pemandu bagi sekolah-sekolah yang mengembangkan pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, warga sekolah harus memahami benar bahwa ”sekolah
adalah sebagai sistem

yang memiliki komponen-komponen sekolah yang utuh dan benar. Utuh dalam arti bahwa komponen-komponen sekolah harus lengkap diperhatikan/diintegrasikan untuk menyelenggarakan pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Benar dalam arti bahwa komponen-komponen sekolah diletakkan pada tempatnya sesuai dengan hirarkitngkat kepentingannya
D. Fokus Pengembangan pada Sekolah Penyelenggara Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris

Untuk mencapai tujuan seperti yang tertuang pada butir B, sekolah-sekolah penyelenggara program pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris diharapkan memfokuskan kegiatannya pada aspek-aspek berikut.

  1. Pengembangan Materi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris

    Materi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan internasional. Oleh karena itu, sekolah-sekolah yang melaksanakan program yang dimaksud harus membangun jaringan nasional dan internasional dalam kerangka untuk memutakhirkan materi-materi yang dimaksud. Misalnya, melakukan kerjasama dengan fakultas MIPA di universitas terdekat sebagai salah satu upaya untuk memperoleh informasi/sumber-sumber terkini dalam hal literatur/buku teks MIPA. Hal yang sama dapat juga ditempuh dengan melakukan kerjasama dengan jurusan bahasa Inggris fakultas sastra, dalam upaya peningkatan kemampuan dalam bahasa Inggris. Untuk lebih jelasnya bagaimana membangun jaringan nasional dan internasional lihat suplemen pada buku panduan pengembangan sekolah koalisi.

  2. Pengembangan Media Pembelajaran

    Mengingat pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris adalah hal baru dan memiliki taraf kesulitan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran reguler yang menggunakan medium bahasa Indonesia, maka diperlukan media-media pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. Media-media pendidikan yang dimaksud dapat menggunakan alat peraga yang lebih aktual, konkret, dan nyata, selain menggunakan multimedia elektronika yang sarat animasinya.

  3. Peningkatan Kompetensi Guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris

    Guru-guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang membina program ini harus ditingkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya secara intensif dan terus menerus mengingat mereka umumnya belum disiapkan untuk mengajarkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Kursus-kursus, tutorial dari guru bahasa Inggris pada sekolah yang sama atau dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya, pembiasaan berbahasa Inggris setiap hari di sekolah, English area, pengadaan buku-buku Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris, dan cara-cara lain yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan guru dapat diupayakan dalam kerangka untuk mendukung peningkatan kemampuan guru dalam berbahasa Inggris.

  4. Pembiasaan Berbahasa Inggris di Sekolah

    Para siswa dan guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris agar dibiasakan berkomunikasi dalam bahasa Inggris setiap hari di sekolah, baik secara oral maupun tertulis. Kebiasaan ini akan membangun karakter mereka dalam berbahasa Inggris, selain juga akan menciptakan suasana akademik dan sosial sekolah yang mendukung pengembangan program sehingga tujuan pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris akan dapat berjalan dengan baik.

  5. Penerapan MBS dan Kepemimpinan Sekolah secara Konsisten

    Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris akan berjalan dengan lancar apabila didukung oleh manajemen dan kepemimpinan sekolah yang tangguh. Model manajemen berbasis sekolah dan kepemimpinan transformatif perlu dilaksanakan secara konsisten karena model-model tersebut telah teruji ketangguhannya.

E. Model-Model Pembelajaran dalam Bahasa Inggris

Implementasi pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris harus menghindari dihasilkannya lulusan dengan bahasa Inggris kelas 2 karena jeleknya tatabahasa dan ucapan. Perlu diperhatikan beberapa hal agar program pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris dapat diimplementasikan dengan tingkat pencapaian yang tinggi dalam kompetensi bidang studi maupun kompetensi dalam bahasa Inggris. Tingkat pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bahasa Inggris ditandai dengan keterampilan berbahasa Inggris yang lancar dan akurat, baik dari segi tatabahasa maupun ucapan.

Perlu diketahui bahwa program semacam ini disebut juga program imersi (immersion program). Sebagai catatan, di beberapa negara yang telah mengimplementasikan program semacam ini (misalnya Canada, Australia, Hongaria, Finlandia, dan Hongkong) dengan guru yang kompetensinya dalam bahasa target tinggi (bahkan dengan penutur asli) dan sarana pendukung yang memadai pada umumnya melaporkan hasil bahwa:

  1. Capaian kompetensi dalam bidang studi di kelas tersebut sebanding dengan kelas reguler.
  2. Penguasaan yang tinggi dan seimbang dalam bahasa target (bahasa yang hendak dikuasai) dan bidang studi biasanya sulit dicapai secara bersamaan. Artinya, pencapaian yang tinggi dalam satu aspek cenderung dibarengi oleh pencapaian yang agak rendah dalam aspek lainnya. Apabila pencapaian kompetensi dalam bahasa target tinggi, pencapaian kompetensi dalam bidang studi tidak setinggi pencapaiannya dalam bahasa target dan sebaliknya.
  3. Penguasaan bahasa lulusan/siswa dalam bahasa target jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan/siswa yang mengikuti kelas reguler, tetapi tidak sepadan dengan kemampuan penutur asli karena diwarnai oleh sejumlah kesalahan tatabahasa dan ucapan.

Agar pencapaian kompetensi dalam bidang studi dan bahasa Inggris tinggi dan seimbang, perlu upaya pengembangan program-program pendukung secara nyata seperti:

  1. Penciptaan suasana akademik dan sosial yang mendukung
  2. Penyelenggaraan Bridging Course bahasa Inggris
  3. Penyediaan Self-Access Learning Centre
  4. Dsb.

Selain itu perlu dikembangkan model pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan ciri dan karakter yang ada pada sekolah pelaksana program. Berikut ini diuraikan beberapa contoh model pembelajaran
dimaksud.

Model pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang baik adalah model yang memfasilitasi pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bidang studi dan dalam bahasa Inggris (subject matter and language) dan keduanya diberi perhatian secara proporsional. Focus on language sangat penting untuk menghindarkan siswa dari fosilisasi, yaitu pemerolehan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Inggris sebagaimana digunakan oleh penutur asli bahasa Inggris.

Contoh model pembelajaran:

1. Terpisah (parallel): perkembangan bahasa siswa difasilitasi melalui kegiatan penunjang di luar pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris yang diikuti siswa di sekolah.

  1. Siswa menerima pelajaran tambahan berupa English for Mathematics and Science yang dilakukan oleh guru bahasa Inggris dan/atau guru MIPA. Materi pelajaran tambahan ini didasarkan pada kebutuhan dan urutan penyajian tema-tema pelajaran yang ada pada pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris. Idealnya sebelum siswa mempelajari pokok bahasan tertentu, siswa sudah diperkenalkan dengan bahasa (kosa kata, tata bahasa, ekspresi, dsb.) yang akan dipergunakan dalam mempelajari pokok bahasan tersebut. Fasilitasi pemerolehan English for Mathematics and Science melalui pelajaran bahasa Inggris reguler sebetulnya dimungkinkan, tetapi diperkirakan waktu yang disediakan untuk itu tidak mencukupi karena pelajaran bahasa Inggris reguler perlu mengikuti Kurikulum 2004 yang tidak kompatibel dengan kebutuhan English for Mathematics and Science.
  2. Model ini cocok bagi sekolah yang guru MIPA-nya memiliki pengetahuan kebahasaan yang terbatas dan team-teaching antara guru bahasa Inggris dan guru MIPA tidak dapat berjalan dengan baik.
  3. Dalam model ini pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris berlangsung dengan tahapan-tahapan pembelajaran seperti pada pembelajaran MIPA pada umumnya.
  4. Model ini agak mahal dan memerlukan waktu cukup banyak tetapi efektif dalam pencapaian tujuan (peningkatan kemahiran berbahasa Inggris).

2. Terpadu (integrated): perkembangan bahasa siswa difasilitasi secara terpadu dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Artinya, siswa menerima materi English for Mathematics and Science bersamaan ketika mereka menerima pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Model ini cocok/sesuai untuk guru MIPA dengan pengetahuan kebahasaan tinggi.

Diagram 2 berikut ini menggambarkan apa yang dilakukan oleh guru dan siswa pada setiap tahapan ketika mereka mengikuti pembelajaran. Secara umum, pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap utama, yaitu tahap persiapan (Preparation), tahap pembelajaran (The Lesson), dan tahap penguatan/pengayaan (Reinforcement/enrichment).

Diagram 2. Hal yang dilakukan oleh guru dan/atau siswa pada setiap tahapan pada model pembelajaran MIPA dengan pola terpadu (integrated).